Dalam video ulasan ini, pembicara — Acing dari podcast “Abjad Tersirat” — membagikan pemikirannya tentang buku Think Again karya Adam Grant. Buku ini menjadi salah satu karya paling menginspirasi dari Adam Grant, seorang profesor di Wharton School dan penulis buku-buku bestseller seperti Originals, Give and Take, dan Option B. Think Again mengangkat satu tema besar: kemampuan untuk berpikir ulang (rethinking) dan melepaskan pandangan lama yang mungkin sudah tidak relevan..
Buku ini penting dibaca di era sekarang, di mana perubahan cepat menuntut kita untuk tidak sekadar menjadi ahli dalam satu hal, tetapi juga ahli dalam cara kita berpikir.
1. Konsep Dasar: "Think Again"
Di dunia yang terus berubah, kecerdasan bukan lagi hanya soal seberapa banyak yang kita tahu, melainkan seberapa cepat kita bisa meragukan apa yang kita yakini dan terbuka terhadap perspektif baru. Dalam Think Again, Adam Grant mengajak pembaca untuk memahami bahwa berpikir ulang bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru kekuatan berpikir tingkat tinggi.
Alih-alih menjadi seperti "jaksa", "pengacara", atau "politisi" dalam mempertahankan opini, Grant menyarankan agar kita lebih seperti ilmuwan, yang dengan rendah hati selalu siap merevisi hipotesisnya ketika dihadapkan pada data baru.
2. Metafora: Jaksa, Pengacara, Politisi, dan Ilmuwan
Adam Grant menggambarkan empat jenis cara berpikir manusia:
- Jaksa (Prosecutor): Selalu ingin membuktikan orang lain salah.
- Pengacara (Lawyer): Ingin memenangkan argumen, meskipun salah.
- Politisi (Politician): Berusaha menyenangkan banyak orang dan menjaga citra.
- Ilmuwan (Scientist): Terbuka terhadap data baru dan siap berpikir ulang.
Menurut Grant, kita cenderung masuk ke mode jaksa, pengacara, atau politisi saat mempertahankan pandangan lama. Padahal, menjadi seperti ilmuwan — berpikir berdasarkan bukti dan siap mengubah posisi — jauh lebih produktif.
3. Bahaya Terlalu Melekat pada Identitas
Salah satu bagian penting buku ini adalah tentang bahaya terlalu melekat pada identitas pribadi atau pandangan tertentu. Ketika opini atau profesi menjadi identitas kita, sangat sulit untuk mengubah pendapat karena seolah-olah kita sedang membantah diri kita sendiri.
Contohnya, ketika seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai "aktivis lingkungan", dia bisa saja menolak ide yang sebenarnya ramah lingkungan hanya karena itu datang dari pihak yang dia anggap "berseberangan secara politik".
Grant menyarankan agar kita memisahkan ide dengan identitas. Artinya, kita bisa mengatakan, “Saya salah dalam hal ini,” tanpa merasa seluruh diri kita hancur. Ini disebut dengan “confident humility” — keyakinan yang tetap rendah hati.
4. Keuntungan dari “Unlearning”
Think Again menekankan pentingnya "unlearning", atau membongkar pengetahuan lama yang tidak lagi relevan. Ini bukan berarti kita membuang semua yang kita tahu, melainkan mengoreksi atau memperbarui cara berpikir berdasarkan bukti dan konteks terkini.
Unlearning diperlukan dalam berbagai aspek hidup, mulai dari dunia kerja, hubungan sosial, hingga cara berpikir politik dan moral.
5. Studi Kasus: Guru Debat, Anak Kecil, dan Inovator
Adam Grant dalam bukunya memberikan banyak studi kasus yang inspiratif:
- Guru debat yang mengajarkan muridnya untuk menang debat dengan memahami sudut pandang lawan lebih dulu.
- Anak kecil yang cenderung lebih terbuka terhadap ide-ide baru karena belum terikat oleh ego atau pengalaman panjang.
- Inovator sukses yang berani membatalkan rencana awal mereka karena data menunjukkan ada cara yang lebih baik.
Studi-studi ini membuktikan bahwa kemampuan berpikir ulang adalah fondasi kesuksesan jangka panjang.
6. Fixed Mindset vs. Rethinking Mindset
Grant menyindir budaya “fixed mindset” — atau pola pikir tetap — yang membuat orang merasa bahwa perubahan adalah kelemahan. Sebaliknya, dia mendorong kita memiliki rethinking mindset, yang mendorong:
- Keingintahuan tinggi
- Toleransi terhadap ambiguitas
- Kemampuan menerima kritik
Dalam praktiknya, orang dengan rethinking mindset akan berkata, “Aku mungkin salah. Tapi aku ingin tahu di mana letak kesalahanku.”
7. Aplikasi di Dunia Kerja
Dalam dunia kerja, terutama dalam organisasi dan leadership, Think Again sangat relevan. Grant menunjukkan bahwa pemimpin yang baik bukanlah yang selalu benar, tapi yang berani mengakui kesalahan dan memfasilitasi diskusi terbuka.
Di perusahaan-perusahaan sukses seperti Bridgewater Associates, para pekerja dibiasakan untuk melakukan feedback 360 derajat secara transparan, bahkan terhadap atasan. Budaya seperti ini mendorong lingkungan yang belajar terus-menerus dan tidak takut berpikir ulang.
8. Konflik dalam Hubungan dan Pentingnya Empati
Dalam bagian lain buku, Adam Grant membahas bagaimana berpikir ulang dapat menyelamatkan hubungan pribadi. Banyak konflik terjadi bukan karena perbedaan, tapi karena ketidaksiapan untuk memahami sudut pandang orang lain.
Salah satu teknik yang disarankan Grant adalah bertanya, “Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?” alih-alih langsung menyalahkan.
Dengan membuka ruang empati dan dialog, hubungan tidak lagi jadi ajang adu argumen, tetapi proses saling memahami.
9. Melatih Diri untuk Terbuka
Grant memberikan beberapa tips praktis untuk melatih diri agar lebih terbuka:
- Tanyakan: “Apa yang bisa saya pelajari dari ini?”
- Berani bilang: “Saya belum tahu cukup untuk membuat kesimpulan.”
- Dekati diskusi seperti ilmuwan, bukan pendebat.
- Bangun lingkungan yang aman untuk berpikir ulang, baik di rumah maupun tempat kerja.
Latihan-latihan ini membantu kita menjadi lebih fleksibel tanpa kehilangan prinsip.
10. Relevansi untuk Masyarakat Indonesia
Acing, sang reviewer, menyoroti bahwa buku ini sangat relevan untuk konteks Indonesia, di mana perbedaan pandangan sering kali menimbulkan konflik. Di tengah polarisasi opini politik, agama, dan sosial, buku ini menjadi semacam “obat” agar masyarakat lebih dewasa dan bijak dalam menyikapi perbedaan.
Kita butuh lebih banyak orang yang mau bertanya, mendengar, dan berpikir ulang — bukan hanya berdebat untuk menang.
11. Penutup: Rethinking = Kedewasaan
Pada akhirnya, Think Again bukan hanya tentang intelektualitas, tapi tentang kedewasaan berpikir. Berpikir ulang bukan berarti plin-plan atau tidak punya pendirian, melainkan tahu kapan harus berdiri teguh dan kapan harus mundur selangkah untuk melihat gambaran lebih besar.
Adam Grant mengajak kita semua untuk hidup dalam versi terbaik diri kita — bukan dengan menjadi orang paling tahu, tetapi orang yang paling ingin tahu.
Kutipan Kunci dari Think Again
“The purpose of learning is not to affirm our beliefs, it’s to evolve our beliefs.”
— Adam Grant“Being wrong isn’t a threat to our ego. It’s an opportunity for growth.”
Catatan dari Reviewer (Acing)
Di akhir video, Acing mengaku bahwa Think Again adalah salah satu buku nonfiksi terbaik yang pernah ia baca. Buku ini tidak hanya memberi insight, tapi juga mengubah cara pandangnya dalam berdiskusi, mengambil keputusan, dan memahami orang lain. Ia merekomendasikan buku ini untuk siapa pun yang ingin menjadi pemimpin, teman, pasangan, atau manusia yang lebih bijak.
Kesimpulan
Think Again bukan hanya bacaan tentang psikologi atau pengembangan diri. Ini adalah ajakan terbuka kepada semua manusia untuk berhenti membela ego dan mulai membela kebenaran, kebaikan, dan kemajuan. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kita butuh orang-orang yang tidak keras kepala, tetapi keras dalam mencari makna.
Jika kamu merasa yakin akan semua hal yang kamu tahu hari ini, mungkin sudah waktunya untuk... berpikir ulang.